Sistem Mata Pencaharian atau Ekonomi Suku Sasak
Secara tradisional mata pencaharian terpenting dari sebagian besar orang Sasak adalah dalam lapangan pertanian. Dalam lapangan pertanian mereka bertanam padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele, sorgum. Selain itu, mereka mengusahakan kebun kelapa, tembakau, kopi, tebu. Perternakan merupakan mata pencaharian sambilan. Mereka beternak sapi, kerbau dan unggas. Mata pencaharian lain adalah usaha kerajinan tangan berupa anyaman, barang-barang dari rotan, ukir-ukiran, tenunan, barang dari tanah liat, barang logam, dan lain-lain. Di daerah pantai mereka juga menjadi nelayan. Dalam rangka mata pencaharian tadi mereka menggunakan teknologi berupa pacul (tambah), bajak (tenggale), parang, alat untk meratakan tanah (rejak), kodong, ancok, dan lain-lain.
Secara tradisional mata pencaharian terpenting dari sebagian besar orang Sasak adalah dalam lapangan pertanian. Dalam lapangan pertanian mereka bertanam padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele, sorgum. Selain itu, mereka mengusahakan kebun kelapa, tembakau, kopi, tebu. Perternakan merupakan mata pencaharian sambilan. Mereka beternak sapi, kerbau dan unggas. Mata pencaharian lain adalah usaha kerajinan tangan berupa anyaman, barang-barang dari rotan, ukir-ukiran, tenunan, barang dari tanah liat, barang logam, dan lain-lain. Di daerah pantai mereka juga menjadi nelayan. Dalam rangka mata pencaharian tadi mereka menggunakan teknologi berupa pacul (tambah), bajak (tenggale), parang, alat untk meratakan tanah (rejak), kodong, ancok, dan lain-lain.
Menurut data
dari pemerintah Lombok Timur, mata pencaharian penduduk di Kabupaten Lombok
Timur sebagian besar dari sektor pertanian (59,55 %), selebihnya dari sektor
perdagangan, hotel , restauran 11,95 %; jasa-jasa 9,14 %; industri 8,83 % dan
lain-lain 10,53 %. Keadaan ini juga diperlihatkan dari pola penggunaan lahan
yang ada, yaitu permukiman 5,01 %; pertanian (sawah, lahan kering, kebun,
perkebunan) 48 %; hutan 34 %; tanah kosong (tanduns, kritis) 1 %; padang
(alang, rumput dan semak) 9 %; perairan 0,6 %; pertambangan 0,2 % dan lain-lain
penggunaan 5 %.
Suku Sasak dalam hal pertanian mengenal pertanian disawah dan
diladang. Dalam pertanian sawah untuk
memngerjalan tanah sebelum di tanamai masyarakat suku sasak memiliki beberapa
cara. Yang pertama adalah Membole, yaitu dengan cara melepaskan puluhan ekor
kerbau ke sawah yang telah digenangi air. Injakan kaki berbau yang jumlahnya
antara 15 hingga 35 ekor ini dapat membuat tanah menjadi gembur. Yang kedua
adalah dengan Menggara, yaitu dengan membajak sawak menggunakan alat bajak yang
ditarik dua ekor kerbau. (Titto Adonis, 1989:16-18) Tanaman yang biasanya
ditaman adalah padi B3 dan padi bulu
Dalam pertanian ladang hal pertama yang dapat dilakukan adalah
bungkah, yaitu mencangkul tanah ladang dan membersihkanya dari rumput-rumput
dan bekas penanaman sebelumnya. Penolahan yang kedua adalah dengan membuat
barisan tanah untuk menanam tanaman. Tanaman yang ditanam biasanya Kacang ijo,
kacang panjang, dan Gandum (buleleng). Karena pertanian ladang tergantung pada
air hujan maka pada musim kemarau masyarakat tidak mengerjakan ladang.
Adapun alat alat yang di gunakan masyarakat suku sasak dalam
hal pertanian antara lain :
• Awis Jami : Alat
untuk memotong padi gogo dan padi 3B.Alat ini seperti sclurit Padi ini dipotong
dengan cara nyolasin.
• Lenggara : Seperti
bajak dengan dua ekor kerbau
• Kodong : Alat
penangkap ikan yang terbuat dari bamboo yang bentuknya menyerupai sangkat
burung. Dibawahnya dibuatkan lubang untuk jalan masuk bagi ikan.
• Sorok : Pukat
kecil yang terbuat dari benang yang
diberi tangkai rotan dan kayu lain
(Titto Adonis, 1989:27)
Salah satu
yang menjadi ciri khas dari suku sasak di Lombok – Nusa Tenggara Barat adalah
para wanita suku Sasak yang pandai menenun. Hasil tenun yang terkenal yaitu
Tenun Ikat yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampir wanita suku sasak. Bagi
masyarakat suku sasak, kedewasaan wanita yang siap untuk berkeluarga dapat
dilihat dari seberapa pandai wanita tersebut membuat kain tenun ikat. Ini bisa
dijadikan acuan bahwa wanita suku sasak yang sudah pandai menenun, dia sudah
dianggap menjadi wanita dewasa dan layak berkeluarga. Keahlian menenun juga
akan berdampak baik bagi kehidupan keluarga nantinya. Dengan pandai menenun,
wanita suku sasak dapat membantu perekonomian keluarga yang biasanya para
lelaki suku sasak hanya mendapatkan uang dari hasil berkebun atau berladang.
Para wanita suku sasak sudah sejak dari kecil diajarkan
bagaimana cara menenun yang baik dan benar, wajar bila kita berkunjung ke
Lombok dan menemui banyak wanita-wanita tua yang masih terampil menenun, karena
dia sudah belajar menenun sejak kecil.
Kain tenun yang dihasilkan oleh suku sasak , Lombok – Nusa
Tenggara Barat dibuat dengan cara-cara yang masih sangat tradisional. Alat-alat
tradisional yang mereka pakai masih tetap sama seperti apa yang digunakan oleh
nenek moyang mereka. Bahan-bahan yang digunakam juga berasal dari alam.
Mereka menggunakan benang-benang yang berasal dari serat-serat
tumbuhan seperti serat nanas, serat pisang, kapas dan dari kulit kayu.
Warna-warni dari kain berasal dari warna alami tanpa ada campuran bahan kimia,
namun dengan itu membuat kualitas kain tenun ikat yang dihasilkan masyarakat
suku sasak memiliki kualitas yang buruk, justru karena keunikan dan kekhasannya
yang berasal dari alam, kain tenun hasil masyarakat suku sasak bernilai
kualitas dan harga tinggi.
Pada awalnya, kerajinan tenun ikat digunakan untuk busana
pesta, busana pemimpin adat, maupun busana kaum bangsawan. Namun seiring
perkembangan jaman, kedudukan tenun ikat ini meluas menjadi salah satu komoditi
dari suku Sasak. Dan selain sebagai mata pencaharian sehari-hari, kegiatan
menenun ini juga mereka jadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan yang
berkunjung, baik wisatawan local maupun wisatawan mancanegara sangat meminati
kain tenun ikat buatan masyarakat suku sasak ini.
Daftar
Pustaka
Unj-pariwisata.com,2012.
Sistem mata pencaharian/sistem eknomi suku sasak http://unj-pariwisata.blogspot.co.id/2012/05/bab-v-sistem-mata-pencahariansistem.html
diakses tanggal 15 november 18:48
Ratna liliany,2014.
Menganalisis suku sasak http://lilianyratna.blogspot.co.id/2014/12/analisa-kebudayaan-suku-sasak.html
diakses tanggal 15 november 19:00
Elfa Sabri Qalbina
1eb26/22215165
Tidak ada komentar:
Posting Komentar